Blog & Event

Perbedaan DDoS dan Ransomware: Serangan, Dampak, dan Pencegahannya

Dalam dunia keamanan siber, serangan DDoS dan ransomware menjadi dua jenis ancaman yang paling sering dibicarakan. Keduanya dapat menyebabkan gangguan besar pada operasional bisnis, namun memiliki tujuan, cara kerja, dan dampak yang sangat berbeda. Memahami perbedaan keduanya sangat penting untuk menentukan strategi perlindungan yang tepat.

  1. Definisi dan Tujuan

Serangan DDoS (Distributed Denial of Service)

DDoS adalah serangan yang bertujuan mengganggu ketersediaan layanan dengan membanjiri server, situs web, atau jaringan dengan lalu lintas data dalam jumlah besar secara simultan dari banyak sumber. Tujuannya bukan mencuri data, tapi membuat sistem tidak dapat diakses oleh pengguna sah.

Ransomware

Ransomware adalah jenis malware yang mengunci atau mengenkripsi data korban, lalu menuntut tebusan agar data tersebut bisa dipulihkan. Tujuannya jelas: memeras korban untuk mendapatkan uang, biasanya dalam bentuk cryptocurrency.

  1. Cara Kerja

DDoS
  • Menggunakan jaringan botnet (komputer yang telah dikompromikan) untuk mengirim permintaan dalam jumlah besar.
  • Menargetkan bandwidth, server, atau aplikasi.
  • Tidak menginfeksi sistem target secara langsung.
Ransomware
  • Menyusup melalui email phishing, situs berbahaya, atau celah keamanan.
  • Mengenkripsi file atau sistem internal korban.
  • Menampilkan pesan tebusan (ransom note) setelah data dikunci.
  1. Dampak terhadap Organisasi

Serangan DDoS biasanya menyebabkan layanan tidak dapat diakses oleh pengguna, baik pelanggan maupun internal. Ini bisa berdampak pada hilangnya kepercayaan pelanggan, kerugian pendapatan akibat downtime, dan rusaknya reputasi perusahaan. Meskipun serangan ini tidak menyentuh data secara langsung, efeknya terhadap ketersediaan layanan bisa sangat merugikan, terutama jika berlangsung lama atau berulang.

Sementara itu, ransomware memiliki dampak yang lebih luas. Selain membuat sistem tidak bisa diakses, ransomware dapat mengenkripsi atau merusak data penting, sehingga mengancam integritas dan kerahasiaan informasi. Dalam banyak kasus, data sensitif juga dicuri sebelum dienkripsi, dan pelaku mengancam akan membocorkannya jika tebusan tidak dibayar. Biaya yang dikeluarkan pun bisa sangat besar, baik untuk membayar tebusan, memulihkan data, maupun menghadapi konsekuensi hukum dan kepatuhan.

  1. Motivasi Pelaku

  • DDoS: Bisa berupa sabotase, persaingan bisnis tidak sehat, hacktivism, atau sebagai distraksi untuk serangan lain.
  • Ransomware: Motif utama adalah uang. Beberapa juga melibatkan pemerasan publik dengan ancaman membocorkan data.
  1. Strategi Pencegahan

Menghadapi DDoS:
  • Gunakan layanan anti-DDoS dari penyedia cloud.
  • Terapkan firewall dan rate-limiting.
  • Monitor lalu lintas jaringan secara real-time.
Menghadapi Ransomware:
  • Backup data secara rutin.
  • Edukasi karyawan tentang phishing.
  • Gunakan antivirus dan endpoint protection yang kuat.
  • Terapkan prinsip least privilege pada akses data.

Kesimpulan

Meskipun DDoS dan ransomware sama-sama berbahaya, keduanya berbeda secara fundamental dalam cara menyerang dan dampak yang ditimbulkan. DDoS menyerang ketersediaan sistem, sedangkan ransomware mengancam integritas dan kerahasiaan data. Untuk itu, organisasi perlu mengadopsi pendekatan pertahanan yang menyeluruh, mencakup teknologi, kebijakan, dan edukasi, untuk menghadapi keduanya secara efektif.

Scroll to Top