Dalam dunia keamanan siber, pengujian penetrasi atau penetration testing (pentest) adalah proses yang sangat penting untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi celah keamanan dalam suatu sistem.
Namun, tidak semua pentest dilakukan dengan cara yang sama. Dua jenis pentest yang sering dilakukan adalah Network Penetration Testing dan Web Penetration Testing. Meskipun keduanya bertujuan untuk mengamankan sistem dari ancaman siber, pendekatan dan cakupan pengujiannya berbeda.
Definisi dan Fokus Pengujian
- Network Pentest berfokus pada pengujian keamanan infrastruktur jaringan, termasuk perangkat keras seperti router, switch, firewall, dan server. Tujuannya adalah untuk menemukan kelemahan dalam konfigurasi jaringan dan protokol komunikasi yang digunakan.
- Web Pentest, di sisi lain, lebih menitikberatkan pada pengujian keamanan aplikasi web, API, dan layanan berbasis web. Pengujian ini bertujuan untuk mengidentifikasi celah keamanan dalam kode aplikasi, autentikasi, dan mekanisme otorisasi.
Metodologi Pengujian
- Network Pentest biasanya mencakup pengujian terhadap layanan jaringan yang terbuka, eksploitasi terhadap protokol komunikasi yang rentan, serta analisis lalu lintas data untuk menemukan kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh peretas.
- Web Pentest menggunakan metode seperti pengujian injeksi SQL (SQL Injection), Cross-Site Scripting (XSS), Cross-Site Request Forgery (CSRF), serta pengecekan kerentanan terhadap sesi dan autentikasi.
Dampak dan Risiko yang Diuji
- Network Pentest lebih menitikberatkan pada risiko yang dapat menyebabkan akses tidak sah ke sistem internal, penyebaran malware, atau serangan Distributed Denial of Service (DDoS).
- Web Pentest lebih fokus pada risiko yang dapat mengekspos data sensitif pengguna, manipulasi aplikasi web, atau pengambilalihan sesi pengguna.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Melakukan Web Pentest dan Network Pentest?
- Network Pentest sebaiknya dilakukan secara berkala, setidaknya sekali atau dua kali dalam setahun, serta setelah ada perubahan besar dalam infrastruktur jaringan, seperti pemasangan perangkat baru atau perubahan konfigurasi.
- Web Pentest idealnya dilakukan sebelum aplikasi web diluncurkan ke publik, setelah pembaruan atau perubahan besar dalam kode, serta sebagai bagian dari proses pengembangan berkelanjutan (Continuous Security Testing).
- Kedua jenis pentest juga harus dilakukan setelah terjadi insiden keamanan untuk memastikan bahwa perbaikan yang diterapkan sudah cukup untuk mencegah eksploitasi lebih lanjut.
Manfaat Network Penetration Testing dan Web Penetration Testing
-
Network Pentest:
- Mengidentifikasi dan menutup celah keamanan dalam infrastruktur jaringan.
- Mencegah akses tidak sah ke sistem internal.
- Mengurangi risiko serangan malware dan DDoS.
- Memastikan konfigurasi firewall dan perangkat jaringan sesuai standar keamanan.
-
Web Pentest:
- Menemukan dan memperbaiki kerentanan dalam aplikasi web sebelum dieksploitasi.
- Melindungi data pengguna dari kebocoran dan pencurian.
- Meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap keamanan aplikasi.
- Mengurangi risiko eksploitasi oleh peretas melalui injeksi SQL, XSS, dan CSRF.